Minggu, 02 Oktober 2011

Ospek Pembodohan

Bagaimana sistem pendidikan di indonesia mau baik, lha wong mahasiswa-nya sendiri pun masih menerapkan cara-cara kuno. Mahasiswa teriak-teriak demo sana demo sini menuntut sistem pendidikan, pendidikan murah, dsb, tapi sungguh sangat ironis, mahasiswa sendiri tidak konsekuen.Apapun alasan tugas-tugas prakarya itu, katanya bermanfaatlah, untuk mendidik, ketelitian, dsb. Gak nyambung!!!
contoh mbak yang baik hati
masih mending fakultasku gak ada tatib . nah fakultas lain ini yang kejam men.Apalagi dengan bentakan, teriakan, fisik, dsb, itu tambah gak mutu lagi.apalagi ospek dengan jangka waktu yang panjang sampai 2  bulan'an. tiap sabtu minggu ,sampe kuliah berasa gak ada libur sama sekali.Kasian kan anak yang pada kos , mas 2 bulan gak pulang kampung , ya tuhan .Entah alasannya untuk agar peserta ospek tertib, taat, berani, dsb!!! Itu cara-cara kuno. Lagi-lagi sistem pendidikan Indonesia perlu diperbaiki sejak ospek ini!
Itulah yang saya cermati mengenai tugas-tugas ospek dan sie ketertibannya (tatib). Namun untuk sesi-sesi lainnya, itu lumayan bermanfaat. Kepemanduan, diskusi, debat, games, outbond, aksi demo, dsb, itu saya sangat setuju sekali. Dan terbukti juga bisa membuat mahasiswa aktif, berani, dan senang. Dan tentunya tidak melupakan maksud dari  pengenalan kampus tersebut.
Ayolah kakak ,Mengisi acara pekan pengenalan kampus/fakultas dengan aktivitas yang benar-benar bermanfaat:
  • Tanpa membebani peserta dengan prakarya yang terlalu memboroskan uang.
  • Tanpa tugas kelompok yang mendzalimi fisik peserta, dan orangtua peserta.
  • Panitia dituntut untuk memperbaiki dirinya sendiri dulu, sebelum berkata-kata di depan peserta (terutama sie ketertiban).
Masih ada yang bilang kalau ospek dengan segala ketidakmutuan dan pembodohan kemarin bermanfaat bagi kekompakan, pengenalan, dsb???
Lawan, lawan, dan lawan !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar